Angin memiliki energi yang dapat diubah menjadi listrik. Pengubahan tersebut melibatkan berbagai macam proses yang cukup panjang. Meski demikian, cara kerja energi angin di pembangkit listrik tenaga angin sebenarnya cukup sederhana.
Perlu diketahui, di Indonesia pembangkit listrik bersumber angin disebut dengan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu). Di pembangkit tersebut, angin akan memutar baling-baling kincir yang tersambung ke generator. Setelah arus listrik tercipta baru bisa didistribusikan ke berbagai sektor seperti rumah tangga atau industri. Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut ini.
Cara Kerja Energi Angin Jadi Listrik
Cara mengubah energi angin menghasilkan listrik memerlukan komponen penting salah satunya adalah turbin. Berikut ini tahapan dari embusan angin hingga jadi energi listrik.
- Angin Menggerakkan Baling-baling
Tahap pertama pada PLTB adalah dengan menempatkan turbin yang terpasang pada menara angin. Menara itu ditempatkan di lokasi yang berangin. Ketinggian menara angin pun beragam, biasanya berkisar antara 60 hingga 120 meter, disesuaikan dengan banyak hal mulai dari kondisi tanah dan cuaca.
Menara angin memiliki baling-baling besar yang terdiri dari beberapa bilah. Bilah baling-baling tersebut membantu menangkap energi kinetik yang dimiliki oleh embusan angin.
Biasanya di PLTB telah ditanam teknologi canggih yang membantu mengatur sudut baling-baling termasuk mengatur kemiringan bilah baling-baling. Hal tersebut dimanfaatkan untuk mengoptimallkan penangkapan energi kinetik arus angin.
Teknologi tersebut berguna untuk mengatisipasi embusan angin yang memiliki kecepatan dan arah yang berbeda tiap saat.
Saat angin berembus dan tertangkap oleh bilah baling, baling-baling akan berputar (berotasi). Gerakan rotasi ini jadi modal awal PLTB.
2. Peningkaatan Rotasi dengan Gear Box
Rotasi poros akan didukung oleh kotak roda gigi (gear box). Fungsi gear box adalah untuk menggandakan gerakan poros. Artinya, meski angin yang menggerakkan poros lemah, gear box akan membantu menambah kecepatan putaran poros utama. Keberadaan gear box sangat penting sebagai komponen pendukung.
3. Poros Menciptakan Arus Listrik
Setelah gearbox mendukung penambahan rotasi, poros akan membantu menghasilkan medan magnet yang ada di dalam generator. Perlu diketahui bahwa generator bekerja berlandaskan prinsip induksi elektromagnetik. Saat kumparan berputar akan menghasilkan arus listrik. Arus ini perlu “diolah” agar bisa digunakan.
4. Pengolahan Listrik
Pengolahan ini dilakukan karena arus listrik yang dihasilkan dari medan magnet generator memiliki tegangan rendah dan kurang stabil. Agar tegangan bisa meningkat dan lebih stabil, diperlukan pengolahan menggunakan transformator (trafo). Trafo adalah peralatan yang membantu mengubah energi listrik ke bentuk listrik yang berbeda. Setelah “pengolahan” dilakukan di komponen ini listrik baru bisa didistribusikan.
5. Pendistribusian Listrik
Setelah arus listrik memiliki tegangan yang cukup dan lebih stabil, pendistribusian baru bisa dilakukan. Tahap ini dilakukan lewat jaringan listrik yang dibangun sebelumnya. Listrik yang telah disalurkan baru bisa dimanfaatkan oleh konsumen untuk menyalakan alat elektronik di rumah tangga atau untuk keperluan industri.
6. Pengelolaan dan Pemantauan
Dalam PLTB, pengelola akan terus melakukan konntrol dan pemantauan baik pada komponen pembangkit atau jalur distribusi listrik. Hal ini dilakukan agar proses pengubahan angin ke listrik tetap optimal dan aman untuk semua kalangan.
Saat ini pemanfaatan PLTB di Indonesia masih belum maksimal. Padahal Indonesia yang memiliki garis pantai panjang punya potensi besar dalam pengembangan PLTB. Selain itu cara kerja energi angin hingga jadi listrik akan makin mengukuhkan Indonesia sebagai pemeran kunci energi baru terbarukan (EBT).