Indonesia merupakan salah satu negara yang tengah membangun ekosistem industri kaca yang kuat. Terlebih, pasir silika yang ada di Indonesia tidak hanya dapat digunakan untuk industri panel surya, namun juga memiliki potensi untuk hilirisasi pada industri kaca. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan.
Investasi besar dari China dan Korea Selatan sudah masuk ke Indonesia untuk membangun industri kaca, mulai dari mobil hingga gedung. Bahkan, kabar baik datang dari China, karena ada dua perusahaan besar yang tengah bernegosiasi untuk mendirikan investasi mereka di Indonesia.
Menurut Nurul, kebutuhan lahan untuk industri kaca sangatlah besar, bahkan bisa mencapai 20 hingga 200 hektare. Beberapa perusahaan besar di dunia sudah siap untuk berinvestasi di industri kaca Indonesia, salah satunya adalah Xinyi.
China memiliki kapasitas produksi yang sangat besar sehingga mereka merasa sebagai “manufacturing of the world”. Oleh karena itu, China akan mencoba untuk menyuplai produknya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Produk yang akan dibuat China di Indonesia tidak hanya untuk pasar dalam negeri, namun juga untuk kebutuhan global.
Nurul menjelaskan bahwa perbedaan antara listrik dan industri kaca adalah bahwa listrik hanya bisa dikonsumsi di dalam negeri, sedangkan industri kaca dapat diekspor ke berbagai negara. Oleh karena itu, ke depan industri kaca di Indonesia akan menjadi salah satu penyumbang devisa bagi perekonomian negara. Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun ekosistem industri kaca yang kuat dan berkualitas. Ke depan, akan terus ada berbagai investasi besar yang masuk ke Indonesia untuk membangun industri ini.
Dengan adanya berbagai perusahaan besar yang siap berinvestasi di Indonesia, diharapkan industri kaca di negara ini dapat berkembang dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan perekonomian negara.